DASAR PEMIKIRAN.
Dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat
umumnya masyarakat Desa Sangkanurip supaya selalu
mengingat akan sejarah desanya sendiri, menimbang dari berbagai aspek kehidupan
yang semakin maju karena terbawa oleh arus perkembangan jaman yang semakin maju.
Maka saya ingin mengingatkan kembali betapa pentingnya untuk mengingat dan
mengenang asal usul atau sejarah desa ini. Karena apabila kita tidak selalu
mengingat akan sejarah desa, bagaimana kita bisa tinggal dan bermukim di desa
tersebut jikalau tidak mengenali jati diri desa tersebut.
Ada pepatah “ Ibarat
sebuah negara yang belum merdeka, apa bisa rakyatnya menjadi bangsa yang bebas
dan merdeka jika tidak ada jasa para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan
bangsanya sendiri. Makna yang bisa kita ambil dari pepatah tersebut ialah jangan sampai kita
melupakan jasa para pahlawan tersebut sebagaimana hal tentang jati diri tentang
desa yang kita diami sekarang ini yang tentunya harus dikenang bagaimana para
sesepuh atau leluhur desa membuat desa ini menjadi desa yang bisa kita mukimi
sampai saat ini “.
Maka dari
itu saya berinisiatif
untuk membuat ulang Arsip Tentang Sejarah Desa Sangkanurip ini, tanpa menambahi atau
mengurangi kata-kata yang telah tercantum pada arsip terdahulu agar tidak ada
kesimpang siuran dalam menjelaskan sejarah tersebut. Dan supaya bisa menjadi
patokan ketika generasi penerus kita nanti bisa mengenal sejarah desanya
sendiri, jangan sampai generasi penerus selanjutnya melupakan dan tidak tahu
akan asal usul desanya.
SEJARAH DESA SANGKANURIP
Asal mula GUNUNG KUBANG,
gunung kubang orang masa lalu menyebutnya daerah ini, lalu dengan adanya Sumber
Air yang melimpah sehingga disebut “ PUSER SAGARA “.
Pada masa itu dihuni
oleh seorang pendeta budhaprawa yang beraliran agama Sang hyang dan mendapat
julukan “ Sang Hyang Naga “.
Oada suatu ketika Sang Hyang Naga kedatangan
seorang pengelana, pengelana itu ialah Raden Walangsungsang putra dari Prabu
Siliwangi dari permaisuri Nyai Subang Larang murid dari Syeh Kuro. Niat Raden
Walangsungsang adalah mencari guru Islam yang bernama Syech Nurjati. Untuk
memohon petunjuk dari Sang Hyang Naga dimana adanya guru Islam tersebut, namun
sayang Sang Hyang Naga tersebut tidak dapat memberikan petunjuk kepada Raden
Walangsungsang.
Setelah beberapa saat beristirahat,
Raden Walangsungsang diterima menjadi tamu dari Sang Hyang Naga. Pada suatu
hari Raden Walangsungsang di panggil oleh Sang Hyang Naga untuk diberi nama : “
SANGKAN “, Karena tujuan utama Raden Walangsungsang / Raden Sangkan untuk
mencari guru Islam maka Sang Hyang Naga menambahkan nya lagi nama yaitu “ NURIP
“.
Keterangan : *
Sangkan : Agar / Supaya.
*
Nur : Cahaya.
*
Urip : Hidup ( Hidupnya Agama ).
Dari ketiga kalimat itu tidak boleh di pisah
harus menjadi satu kalimat menjadi “ SANGKANURIP “.
Sejak itu desa kami
dikenal dengan nama SANGKANURIP dan di desa ini yang pertama kali menjadi Kuwu
adalah Kuwu Sangkan dan sampai saat ini telah ada 48 orang kuwu yang memimpin
desa kami.
Keterangan lainnya :
Kuwu atau Akuwu yang
artinya “ Pikuat “ menurut sejarah cirebon karangan Pangeran
Sulendraningrat.
Adapun sejarah mengenai
asal muasal desa sangkanurip, sebagaimana dikisahkan oleh sesepuh desa Kyai.
Sirodjudin seperti di bawah ini.
Pada suatu ketika Ki
Gedeng Paneresan kedatangan seorang tamu yang sangat ialah Syech Syarif
Hidayatullah yang tidak lain adalah salah satu wali allah. Maka sebagai
tuan rumah yang sangat menghormati tamunya maka dibuatkanlah perjamuan khusus
untuk menyambut tamu agung tersebut. Pada saat mau dibuatkan jamuan ternyata
lauk untuk hidangan kurang pas dan akhirnya di sembelihkanlah se ekor ayam yang
sedang mengeramkan telur-telurnya berjumlah 7 (tujuh) butir dan jadilah
hidangan tersebut lalu di bawalah untuk di makan pada saat makan bersama, namun
setelah makanan telah habis. Barulah sang istri Ki Gedeng Paneresan memberi
tahukan jikalau ayam yang disuguhkan tadi sebenarnya ayam yang sedang
mengeramkan telur-telurnya.
Sang syech syarif lalu
merasa kasihan terhadap telur-telur itu, lalu sych syarif menyuruh sang istri
tersebut mengumpulkan kembali sisa tulang dan bulunya. Dan, berkat do’a kanjeng
sunan syech syarif tersebut berubahlah kembali menjadi se ekor ayam hidup lalu
bisa mengeramkan telur-telurnya kembali. Setelah itu maka kampung atau desa ini
dinamakan “ SANGKANURIP “ dan Ki Gedeng Paneresan dinamai pula menjadi “
Mbah Buyut Sangkan “. Yang berarti supaya hidup diambil dari riwayat Ki
Gedeng Paneresan itu.
Sebetulnya Kigedeng
Paneresan pekerjaannya sehari-hari adalah seorang petani Lahang. Setelah
bertemu dengan sang wali allah tersebut diberi tahu sedikit-sedikit tentang
ajaran agama islam, maka pada saat ingin mengambil hasil panen sang wali
memberi tahukan jika ingin panennya bagus maka sebelum mulai mengambil hasil
panen disuruh mengucapkan dua kalimat syahadat agar membawa berkah. Lalu ke
esokkan harinya ketika ingin membawa hasil panennya itu Lodongnya terasa sangat
berat sekali.
Setelah itu oleh Ki
Gedeng Paneresan ditumpahkanlah hasil panennya itu yang ternyata berubah
menjadi emas dan berlian. Dan, akhkirnya Kigedeng Paneresan dinamai kembali
menjadi “ Mbah Beunghar “. Karena diambil dari riwayat tersebut. Akhir
cerita Kigedeng Paneresan mempunyai 3 nama yaitu Ki Gedeng Paneresan,
Mbah Buyut Sangkan dan Mbah Beunghar.
PENUTUP.
Demikianlah Riwayat atau sejarah Desa Sangkanurip ini, saya mohon maaf sebesar-besarnya
bila ada kekurangan-kekurangan karena hanya sempat menyalin ulang dan mendengarkan masukan serta
cerita dari sesepuh atau tokoh keagamaan Kyai. Sirodjudin lalu kemudian
dibandingakan cerita yang mana sekiranya lebih masuk untuk diterima
penjelasannya. Intinya melengkapi apa yang belum lengkap, supaya lebih masuk
jalan cerita serta menyempurnakan bahasanya. Oleh karena itu tentu masih banyak kekurangannya dan pembaca
harap memaklumi adanya.
Akhir kata, saya ucapkan banyak terima
kasih. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan atau ceritanya. Karena,
sekali lagi saya hanya ingin merapihkan sedikit cerita sejarah tentang desa
sangkanurip. Supaya dapat dimengerti maksud dan arti kata yang ada.
Wasallam’mualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
IstilaH Sangkanurip bukan berasal dari campuran bahasa Sunda dan bahasa jawa Cirebon yang artinya SUPAYA HIDUP.Kata Sangkanurip berasal dari bahasa Jawa Tengahan yang artinya ASAL USUL HIDUP atau ASAL MUASAL KEHIDUPAN. Sebelum Mbah Buyut Kuwu Sangkan memeluk Islam, desanya disebut SANGKANHURIP selaras dengan nama sang pendirinya yaitu Pangeran SANGKAN BEUNGHAR yang selanjutnya mendapat julukan Syekh SANGKAN BEUNGHAR. Yang selaras juga dengan ungkapan dalam bahasa Sunda HIRUP teh kudu jeung HURIPNA.
BalasHapusmaaf kalau salah dalam penulisan.. saya ucapkan terima kasih atas saran dan masukan nya..
HapusSejarah Sangkanurip versi Sirodjudin diambil dari ceritera Babad Cirebon/Babad Tanah Sunda. Uniknya Sejarah Sangkanurip hampir mirip dengan Sejarah Desa Cisa'at. Fenomena Lahang aren menjadi emas dan berlian banyak sekali ditemui seperti dalam ceritera SunanBonang dengan Lokajaya, Sunan Kalijaga dengan Ki Pandan Arang dsb.
BalasHapusAgar dapat mengetahui Sejarah Sangkanurip berangkatnya dari keberadaan Situs Megalitik Kebon Balong sebagai bukti peradaban masa silam di wilayah itu yang sudah tertata dengan baik.
BalasHapusMenurut Sejarah Sangkanurip versi Ismail Kertadipura yang menjadi Kuwu Pertama Desa Sangkanurip kesannya adalah Pangeran Walangsungsang. Tokoh Walangsunsang tidak pernah menjadi Kuwu Sangkanurip, beliau manjadi Kuwu Cirebon Larang tepatnya di daearah Lemahwungkuk menggantikan Gedeng Alang-Alang (Gedeng Danusela). Gedenag Panderesanpun bukan tokoh Kuwu Pertama Desa Sangkanurip. Kuwu Pertama Desa Sangkanurip adalah Pengeran Sangkan Beunghar putra Siri Baduga Maharaja Pajajaran.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBERDIRINYA DESA SANGKANHURIP PADA TGL 31 MEI 1511.
BalasHapusSangkanhurip menurut versi lain peperangan antara walangsungsang dengan sabdojati. Kuwusangkan mengalami kekalahan walau menggunakan pusaka golok cabang dan ali-ali ampal. Karena berbagai pusaka tidak mempan, walangsungsang meneropong siapa sabdo jati itu. Sabdo jati bertempat tinggal di karangtumaritis. Kemudian walangsungsang menggunakan peci miring untuk meneropong siapa sabdo jati itu. Ternyata sabdo jati adalah sabda palon yang kemasukan sukmanya kaki semar. Maka sabdo jati berkata pada walangsungsang. Kalau kamu memangku saya maka sukmaku akan masuk ke ragamu. Dan kamu akan menjadi tambah sakti. Karena kamu kemasukan sukmanya kaki semar sebagai lurahnya para pandawa. Maka walangsungsang disebut kuwusangkan. Kemudian kuwusangkan mengadakan selamatan yang diundang walisanga. Yang memimpin doa sunan bonang. Yang untuk selamatan nasi tumpeng lauknya ayam yang sudah dimasak. Tak lama kemudian ayamnya terbang hidup lagi maka tempat nya dinamakan sangkanurip
BalasHapus